Senin, 28 Desember 2009

Adu Piawai Loloskan Diri Dari Jebakan



Apa yang harus dilakukan ketika seseorang dalam pengawasan ketat harus ditemui, padahal si pengawas sedang merencanakan jebakan bagi orang yang akan menemuinya. Tak mudah untuk menyiasatinya, tapi dengan kepiawaian, jebakan bisa ditaklukan. Atau Dalam kehidupan sehari-hari, tak banyak orang yang tahu bahwa ada sisi kehidupan keras yang harus dilakoni anak manusia, baik sendiri atau berkelompok.

Bagi manusia dengan keseharian seperti ini, maka maut seolah tak mau beranjak jauh darinya. Ada kalanya, seorang anak manusia dihadapkan pada kondisi, di mana ia harus menemui seseorang yang menjadi kunci utama penyelesaian masalah.

Di sisi lain, ia sendiri menjadi buruan pihak keamanan karena tuduhan yang belum tentu benar. Menjadi target buruan pihak keamanan, tentu akan mengakibatkan menjadi orang yang selalu dalam bidikan menakutkan. Selain dilakukan pengejaran terhadapnya, tak lupa pula disiapkan beragam jebakan untuk membekuknya.

Menemui seseorang yang merupakan kunci penyelesaian masalah tak mudah pula dilakukan. Apalagi jika pihak keamanan menjadikan orang tersebut sebagai umpan di dalam jebakan.

Seandainya orang yang akan ditemui berada pada salah satu kamar hotel, sementara orang tersebut diawasi selama 24 jam oleh sebuah tim kecil, maka tentu itu sangat menyulitkan. Kamera dan peralatan penyadapan lainnya telah mengelilingi orang yang akan ditemui.

Jika seseorang datang begitu saja untuk menjumpai orang di hotel tadi, maka dengan mudah ia akan dijadikan bulan-bulanan tim pengintai yang melakukan pengawasan. Sementara untuk melakukan pengawasa via telepon, maka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berbicara dan ini mempunyai resiko diketahui posisi tempat ia berada.

Bila keadaan seperti diatas dijumpai. Lalu bagaimana seseorang bisa menembus pagar betis pengawalan dan jebakan seperti itu?

Situasi ini tentu menuntut ketelitian tinggi, karena kesalahan kecil saja akan membuat semuanya berantakan.


PERSIAPAN

Guna menembus berikade seperti di atas, maka melakukan pengamatan adalah pekerjaan awal yang harus dilakukan. Memperoleh informasi sedetail mungkin tentang berapa orang yang melakukan pengawalan, jenis kendaraan yang digunakan serta dimana kendaraan tersebut diparkir adalah sesuatu yang wajib diketahui.

Biasanya, dalam keadaan di atas, kendaraan tim pengawal di parkir terpisah, ini dilakukan agar tak memancing perhatian. Tak hanya itu, kendaraan yang diparkir terpisah lebih bisa diandalkan untuk digunakan jika pada salah satu tempat ada hambatan.

Jika perlu, patut pula untuk menguji bagaimana reaksi tim pengawal ketika orang yang ingin ditemui dihubungi via telepon hotel bahwa seseorang akan menemuinya. Dari reaksi itu maka, bisa diketahui kesiap siagaan tim pengawal.

Untuk mengetahui persis reaksi tersebut, tak perlu lagi memasuki hotel. Pegamatan cukup dilakukan dari luar. Biasanya, pengawal akan sangat cekatan dan segera mengambil posisi di depan hotel dengan mata jelalatan mengawasi setiap orang yang hilir mudik.

Bukan hanya di depan hotel, lapis kedua pengawal biasanya akan beraksi di lobi hotel, yakni dengan mengamati setiap pengunjung hotel yang baru datang. Apa yang dilakukan pengawal tentu dengan sangat samar, namun bagi orang terlatih dapat dengan mudah mengetahui apa yang sedang dilakukan pengawal.

Berdasarkan pengamatan dan menguji reaksi tim pengawal, paling tidak bisa diketahui bahwa pada telepon dilakukan penyadapan, jenis kendaraan yang digunakan dan dimana kendaraan tersebut diparkir, serta bagaimana reaksi pengawal.


STRATEGI JITU

Setelah melakukan pengamatan dan mengetahui reaksi tim pengawal, kini saatnya untuk menyusun strategi. Strategi operasi harus memungkinkan bisa bertemu dengan orang yang dikehendaki meski mendapat pengawasan ketat.

Menghadapi kondisi seperti itu, maka ide dasarnya adalah bertemu dengan orang yang dikehendaki ditempat lain di luar hotel adalah yang paling memungkinkan. Agar tim pengawas tidak bisa membuntuti bahkan melakukan penangkapan, maka laju pengawal harus dihentikan.

Selanjutnya yang diperlukan adalah peralatan guna mendukung suksesnya operasi ketika misi itu dijalankan. Ada banyak peralatan yang bisa digunakan untuk membuat mobil pengawal tak berkutik saat akan melakukan pengejaran.

Untuk mewujudkan hal itu, maka sebelumnya harus dipasang bahan peledak berdaya ledak kecil dengan pemancar guna mematikan mobil saat digunakan. Namun, hal tersebut hanya bisa dilakukan pada kendaraan yang diparkir di tempat sepi. Jika mobil pengawas diparkir di tempat ramai, maka harus dipikirkan cara lain.

Ketika saatnya tiba, maka pelaksana operasi harus berada sangat dekat dengan hotel. Dari sana ia bisa menghubungi orang di dalam hotel sesingkat mungkin untuk bertemu di suatu tempat sekarang.

Selanjutnya, secepatnya ia harus menuju resepsionis hotel untuk mengabarkan ada sekelompok orang mencurigakan dengan senjata di dalam mobil yang parkir di dekat hotel. Ia menyarankan pula agar si resepsionis segera menghubungi polisi terdekat.
Mobil di dekat hotel yang dimaksud adalah mobil yang diparkir di tempat ramai yang belum ?dikerjai? agar bisa dihentikan ketika akan digunakan.

Ketika orang yang akan ditemui keluar dari tempat parkir hotel, maka kita dapat segera menemuinya dan memasuki mobilnya. Sementara pengawal yang akan mengikuti dengan mobil di tempat parkir sepi akan mengalami kemogokan.

Di tempat parkir lain, mobil pengawal di tempat ramai akan dihambat pihak kepolisian yang segera datang ketempat tujuan merespon telepon resepsionis hotel. Bisa dipastikan polisi tersebut akan melakukan pemeriksaan dan interogasi. Meski tim pengawal berasal dari kepolisian juga, namun butuh waktu bagi pengawal untuk meyakinkan polisi yang mendatanginya. Ketika masalah antar polisi tersebut terselesaikan, buruan dan orang yang telah ditemuinya telah hilang entah ke mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar